Kacang Hijau Jawa Tengah Siap Go Global: Menuju Standar Mutu Ekspor
Jawa Tengah merupakan salah satu sentra penghasil kacang hijau terbesar di Indonesia, bersiap meningkatkan kualitas produknya untuk menembus pasar ekspor global. Tim Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang (BPSI Tanaman Aneka Kacang) pada 17—19 Juli 2024 melakukan survei mendalam di Grobogan dan Demak, dua wilayah utama penghasil kacang hijau di Jawa Tengah, untuk menggali standar mutu yang dibutuhkan pasar internasional.
Demak, dengan luas panen mencapai 25.000 hektar, menjadi sorotan utama. Koperasi Citra Kinarya dan CV Nura Indo Jaya, dua pengepul dan eksportir besar di Demak, mengungkapkan spesifikasi standar mutu yang diwajibkan negara tujuan ekspor seperti Cina, Taiwan, dan Vietnam.
Standar Mutu Kacang Hijau Ekspor
- Ukuran biji: > 3,5 mm
- Warna biji: Kusam
- Kadar air: Di bawah 10% (Koperasi Citra Kinarya)
- Kadar air: Maksimal 13% (CV Nura Indo Jaya)
- Jumlah kotoran: Maksimal 1% (CV Nura Indo Jaya)
- Jumlah biji mati: Maksimal 1% (CV Nura Indo Jaya)
- Residu pestisida: Maksimal 0 ppm
Tantangan dan Solusi Menuju Kacang Hijau Unggul
Meskipun varietas Vima 5 dari Kementerian Pertanian mendekati standar ekspor, petani masih banyak menggunakan varietas lokal yang tidak teridentifikasi. Residu pestisida yang tinggi juga menjadi kendala utama.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan:
- Edukasi dan pendampingan petani dalam budidaya kacang hijau terstandar
- Penggunaan pestisida yang bijaksana
- Pengembangan varietas kacang hijau unggul yang sesuai dengan standar ekspor
Dengan upaya bersama dari pemerintah, petani, dan pelaku usaha, kacang hijau Jawa Tengah siap bersaing di pasar global dan mengharumkan nama Indonesia. — Herdina Pratiwi, Wiwit Rahajeng